Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini untuk menghindari penyimpangan yang terjadi khususnya di kalangan remaja. Dengan maraknya peredaran video porno di kalangan remaja usia sekolah semakin membuat prihatin para orangtua. Kebanyakan orang beranggapan bahwa menegakkan norma agama merupakan langkah tepat untuk mencegah pergaulan bebas remaja yang kian “jauh” saat ini.
Mungkin hal tersebut benar. Akan tetapi, berdasarkan penelitian, Psikolog Rumah Sakit Orthopedi (RSO) Prof Dr Soeharso Surakarta, Dian Kristyawati MSi, menuturkan bahwa norma agama tidak memegang peranan besar dalam hal ini, melainkan lebih ke pendidikan seksual.
Pendidikan seksual yang diberikan pada anak sejak dini mampu memberikan rambu pada anak bagaimana untuk bergaul. Akan tetapi, harus dipahami bahwa pendidikan seksual tidak hanya tentang hubungan seksual. Misalnya saja tentang efek negatif melakukan hubungan seksual di luar nikah, efek negatif dengan bergonta-ganti pasangan, efek negatif melakukan hubungan seksual di bawah umur, atau memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.
“Para remaja cenderung akan lebih takut dan waspada dengan pengetahuan tersebut. Di sisi lain, jika norma agama lebih ditekankan pada aplikasi dan bukannya menakut-nakuti, bisa juga memegang peranan penting,” tutur Dian.
Pendidikan seksual sejak dini sebaiknya diberikan pada anak perlahan-lahan sesuai dengan usianya. Misalnya, pertama kali memberitahu si kecil tentang perbedaan laki-laki dan perempuan, kemudian tahap selanjutnya menyampaikan fungsi alat kelamin dan alasan kenapa alat kelamin harus ditutupi.
Remaja dengan pendidikan seksual yang baik, diyakini Dian akan memiliki wawasan lebih luas dan mereka tidak akan mempunyai rasa penasaran besar terhadap video porno.
“Untuk itu, sebaiknya orangtua memperlakukan anak mereka remaja sebagai teman dan bukan sebagai anak kecil. Ajak mereka untuk berkomunikasi dengan baik."
Pendidikan seksual yang diberikan pada anak sejak dini mampu memberikan rambu pada anak bagaimana untuk bergaul. Akan tetapi, harus dipahami bahwa pendidikan seksual tidak hanya tentang hubungan seksual. Misalnya saja tentang efek negatif melakukan hubungan seksual di luar nikah, efek negatif dengan bergonta-ganti pasangan, efek negatif melakukan hubungan seksual di bawah umur, atau memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.
“Para remaja cenderung akan lebih takut dan waspada dengan pengetahuan tersebut. Di sisi lain, jika norma agama lebih ditekankan pada aplikasi dan bukannya menakut-nakuti, bisa juga memegang peranan penting,” tutur Dian.
Pendidikan seksual sejak dini sebaiknya diberikan pada anak perlahan-lahan sesuai dengan usianya. Misalnya, pertama kali memberitahu si kecil tentang perbedaan laki-laki dan perempuan, kemudian tahap selanjutnya menyampaikan fungsi alat kelamin dan alasan kenapa alat kelamin harus ditutupi.
Remaja dengan pendidikan seksual yang baik, diyakini Dian akan memiliki wawasan lebih luas dan mereka tidak akan mempunyai rasa penasaran besar terhadap video porno.
“Untuk itu, sebaiknya orangtua memperlakukan anak mereka remaja sebagai teman dan bukan sebagai anak kecil. Ajak mereka untuk berkomunikasi dengan baik."
Joglosemar - Triawati Prihatsari Purwanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar