' Video Porno Mempengaruhi Mental Remaja |

Video Porno Mempengaruhi Mental Remaja

Video Porno dapat mempengaruhi Mental Remaja. Remaja merupakan individu yang paling senang jika diakui dalam kelompoknya. Dengan kata lain, yang lebih berperan membentuk karakter mereka adalah lingkungan atau teman-temannya daripada keluarga mereka

Banyak berita yang memprihatinkan sehubungan dengan video porno. Salah satunya anak-anak usia SMP menjadi artis dalam video porno tersebut. Hal ini terjadi disuatu kabupaten di pulau jawa, mendengar hal tersebut siapa yang tidak miris dan tentunya orang tua harus semakin waspada mengawasi anak mereka.

Psikolog Rumah Sakit Orthopedi (RSO) Prof Dr Soeharso Surakarta, Dian Kristyawati MSi, mengakui, fenomena artis anak usia sekolah dalam video porno khususnya mulai dari usia SMP hingga kuliah. Hal tersebut terjadi karena usia remaja pada umumnya membutuhkan model untuk ditiru. Remaja merupakan individu yang paling senang jika diakui dalam kelompoknya. Dengan kata lain, yang lebih berperan membentuk karakter ialah lingkungan atau teman-temannya daripada keluarga. Misalnya, apabila mereka termasuk dalam kelompok yang menganggap seks bebas itu biasa, kalau tidak melakukannya, mereka bisa dikucilkan. Sehingga berakibat mereka akan melakukannya juga, bisa bisa adegan porno direkam dengan bantuan dan arahan dari teman-temannya sendiri.


Video porno mengarah ke hubungan seksual suatu aktivitas yang bukan untuk ditonton, melainkan untuk dijalani. Oleh karena itu, jika ada beberapa remaja yg menjadikan video porno sebagai bekal referensi saat menikah nanti, merupakan alasan yang dibuat-buat saja. Pada intinya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar kemudian menirunya, lalu ketagihan. Jika sudah masuk dalam kategori kecanduan atau ketagihan, maka termasuk dalam kelainan juga.

Ada lagi beberapa alasan pembuatan video porno adalah sebagai alat rangsangan pada suami istri. Hal tersebut pun tidak bisa dianggap benar juga. Karena rangsangan pada seseorang telah terbentuk secara alamiah. “Artinya setiap orang telah memiliki libido dan jika seseorang menyukai atau tertarik pada orang lain tentunya akan terangsang. Terlebih jika mereka telah diikat dalam satu pernikahan. Akan tetapi harus ditekankan juga bahwa suatu pernikahan bukan hanya tentang hubungan seksual saja. Banyak faktor yang berperan seperti pertemanan dan kasih sayang,” imbuh Dian.

Dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi video porno pada usia remaja yaitu bisa terjadi penyimpangan seksual misalnya seseorang belum puas dalam melakukan hubungan seksual jika belum menyaksikan video porno. Atau mereka baru merasa puas jika aksi mereka ditonton oleh orang lain (eksibision). Dampak lain yaitu dapat menimbulkan trauma. Misalkan pada seseorang yang belum pernah melihat video porno karena berasal dari keluarga yang “mentabukan” pembicaraan seksual, karena sebelumnya memiliki anggapan bahwa hubungan seksual hanya dilakukan dalam pernikahan yang suci atau sakral saja.

Kaum remaja yang terbiasa dan sering menyaksikan video porno akan berdampak pada kesehatan mentalnya. “Ke depan, bisa saja perceraian akan lebih mudah terjadi. Pasalnya mereka menganggap pernikahan bukan lagi hal yang sakral karena didasari atas keinginan melakukan hubungan seksual saja. Untuk itu jika sudah tidak ada lagi ketertarikan, hubungan mereka secara otomatis akan putus. Padahal seperti yang tadi dijelaskan tadi, pernikahan bukan hanya hubungan seksual,” tandas Dian.

Dalam mengatasi fenomena tersebut, pada umumnya orang tua melarang anaknya. Padahal, dengan rasa ingin tahu yang besar, semakin dilarang, semakin besar pula rasa penasaran dan ingin tahu mereka. Oleh karena itu, sebaiknya ajak anak anak anda berkomunikasi, bukannya malah memberikan larangan dengan menakut-nakutinya.


Sumber : JogloSemar - Triawati Prihatsari Purwanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar